Gurkha
sebenarnya bukanlah Special Force, namun mereka dikenal dengan
reputasinya yang menakutkan. Ada 2 suku di Nepal yang dikenal masyarakat
luas, yaitu Sherpa yang dikenal sebagai suku pendaki / pemandu di
Himalaya, satu lagi Gurkha, yang gemar berperang.
Semasa zaman
kolonial sewaktu terjadi Perang di Nepal, Inggris begitu terkesan atas
kegigihan dari pasukan Gurkha kemudian merekrut mereka bekerja untuk
East India Company di India dan British Army.
Gurkha
terkenal dengan kemampuan berperangnya yang alamiah, agresif di medan
pertempuran, tidak takut mati, loyalitas yang tinggi, tahan dalam
berbagai medan, fisik yang kuat dan pekerja keras. Sehingga Gurkha
begitu disegani oleh kawan, ditakuti oleh lawan.
Semula
mereka menjadi tentara bayaran (mercenaries) akhirnya masuk dalam
jajaran British Army yang digaji layaknya tentara Inggris sendiri atau
legiun asing pada umumnya. Mereka mempunyai unit sendiri dengan nama
Brigade of Gurkha sebagai salah satu bagian dari jajaran top angkatan
bersenjata Inggris.
Dibentuk
sejak tahun 1815, Pasukan Gurkha telah terlibat dalam berbagai medan
pertempuran bersama Inggris. Ketika berkecamuk PD I sebanyak 100.000
prajurit Gurkha masuk dalam Brigade of Gurkha.
Mereka ikut
bertempur di medan perang Perancis, Mesopotamia, Persia, Mesir,
Gallipoli, Palestina dan Salonika. Mereka mendapatkan 2 penghargaan
bergengsi Victoria Crosses.
Brigade of Gurkha dalam pelatihan.
Pada
PD II sebanyak 112.000 tentara Gurkha bersama Pasukan aliansi
Commonwealth bahu membahu dalam perang di Suriah, Afrika Utara, Italia
dan Yunani sampai Malaysia dan Singapura mereka mendapat 10 Victoria
Crosses.
Seiring
dengan pengalaman tempurnya yang mengunung, Gurkha menjelma menjadi
kekuatan yang mengerikan, bahkan melebihi pasukan elit sekalipun.
Semasa
berkecamuk perang Malvinas (Falkland War, 1982), dalam suatu front
pertempuran, Inggris mempropagandakan kepada pihak militer Argentina
akan menyertakan 1 batalyon Gurkha-nya. Mendengar itu tentara Argentina
lari tunggang langgang meninggalkan pos-pos mereka.
Sewaktu
PD II di front pertempuran Tunisia (Afrika Utara), pasukan Gurkha sudah
kehabisan amunisi mereka membuang senapan-senapan, berlarian naik ke
atas tank-tank Jerman di tengah-tengah hujan peluru dan menggorok
tentara Jerman dengan senjata tradisional mereka, khukri.
Khukri
adalah sejenis pisau yang berbentuk unik sedikit melengkung mengarah ke
depan. Di disain khusus sedemikian rupa, sehingga dapat menebas leher
dengan sekali babatan bersih.
Ada sedikit cerita mengenai khukri,
sekali khukri dihunus dari sarangnya pantang tidak meminum darah.
Itulah sebabnya tentara Gurkha ketika sehabis mengasah / membersihkan
khukri selalu mengiris jari tangannya.
Mana yang lebih ditakuti?
Tentara Norwegia yang tinggi besar ini atau Gurkha yang kecil mungil?
Saat
ini bukan hanya Inggris yang merekrut Gurkha dalam jajaran pasukannya,
Singapura, India, Malaysia, Brunei, Hongkong (sebelum penyerahan ke RRC)
tercatat memakai Gurkha dalam kesatuan angkatan bersenjata mereka.
Bahkan di Brunei, Gurkha dipakai sebagai Special Force Penjaga Sultan
Brunei.